HAMPA
ENTAH bagaimana lagi ... aku tak tau ... jalan buntu ... hampa.
Suamiku masih saja berjudi online, setiap waktu aku periksa tas atau dompetnya selalu aku temukan struk transfer ke rekening si bandar judi. Seandainya saja nafkah untuk kami sudah berlebih atau setidaknya berkecukupan mungkin tak papa. Ini sudah bersenang2 sambil berbuat dosa karena yang aku tau meskipun hanya game online tetapi jika menggunakan uang akan tetap haram jatuhnya,ditambah lagi ... keuangan yang tidak berkecukupan untuk beli kebutuhan primer rumah tangga.
Semakin hari aku merasa semakin hampa, setiap kata2 yang aku ucapkan bagaikan angin lalu baginya. Sesekali masuk ke telinga nya malah jadi pertengkaran besar.
Emosiku yang juga masih labil bingung mengatur uang untuk rumah tanggga, sedang kami masih menumpang orang tua. Labil pula dengan sikap dan sifatnya. Kadang saat aku bertengkar dengannya pun aku berteriak saking aku sudah tak bisa lagi mengendalikan emosi ini, saking aku bosan bersabar.
Rasanya untuk berjalan di jalan yang sama sudah buntu, tak ada jalan terus. Aku tak kuat lagi bersabar.
Aku muak bersabar.
Aku sendiri saja masih labil dalam keimanan, aku berharap di bimbing di tuntun kembali ke jalan Allah, ini malah aku sendiri yang harus membimbing suami membangunkan dan mengingatkan shalat dengan penuh hati2. Karena jika tidak sabar2 ketika membangunkan dia maka akan terjadi pertengkaran luar biasa. Setengah mati aku menahan emosi agar tidak berteriak dipagi hari, sembari sibuk memasak dan menyiapkan segala keperluan anak2 sekolah. Sungguh kadang aku bekerja sampai 5 lapis pekerjaan supaya cepat selesai. Tapi dia malah enak2 tidur. ya Allah mengapa aku jadi demikian banyak mengeluh ampuni hamba ya Allah.
Ya Allah berilah hamba kesabaran, kekuatan lebih lagi dan rezeki yang lebih baik, banyak lagi berkah. amin
Suamiku masih saja berjudi online, setiap waktu aku periksa tas atau dompetnya selalu aku temukan struk transfer ke rekening si bandar judi. Seandainya saja nafkah untuk kami sudah berlebih atau setidaknya berkecukupan mungkin tak papa. Ini sudah bersenang2 sambil berbuat dosa karena yang aku tau meskipun hanya game online tetapi jika menggunakan uang akan tetap haram jatuhnya,ditambah lagi ... keuangan yang tidak berkecukupan untuk beli kebutuhan primer rumah tangga.
Semakin hari aku merasa semakin hampa, setiap kata2 yang aku ucapkan bagaikan angin lalu baginya. Sesekali masuk ke telinga nya malah jadi pertengkaran besar.
Emosiku yang juga masih labil bingung mengatur uang untuk rumah tanggga, sedang kami masih menumpang orang tua. Labil pula dengan sikap dan sifatnya. Kadang saat aku bertengkar dengannya pun aku berteriak saking aku sudah tak bisa lagi mengendalikan emosi ini, saking aku bosan bersabar.
Rasanya untuk berjalan di jalan yang sama sudah buntu, tak ada jalan terus. Aku tak kuat lagi bersabar.
Aku muak bersabar.
Aku sendiri saja masih labil dalam keimanan, aku berharap di bimbing di tuntun kembali ke jalan Allah, ini malah aku sendiri yang harus membimbing suami membangunkan dan mengingatkan shalat dengan penuh hati2. Karena jika tidak sabar2 ketika membangunkan dia maka akan terjadi pertengkaran luar biasa. Setengah mati aku menahan emosi agar tidak berteriak dipagi hari, sembari sibuk memasak dan menyiapkan segala keperluan anak2 sekolah. Sungguh kadang aku bekerja sampai 5 lapis pekerjaan supaya cepat selesai. Tapi dia malah enak2 tidur. ya Allah mengapa aku jadi demikian banyak mengeluh ampuni hamba ya Allah.
Ya Allah berilah hamba kesabaran, kekuatan lebih lagi dan rezeki yang lebih baik, banyak lagi berkah. amin
Komentar
Posting Komentar